Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Kerajaan Sriwijaya

1 min read

Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan bercorak Buddha yang berdiri pada abad ke-7 dibuktikan dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera. Nah, karena pada postingan sebelumnya kita sudah membahas tentang kehidupan politik Kerajaan Sriwijaya, maka kali ini kita akan membahas kehidupan ekonomi, sosial dan budaya Kerajaan Sriwijaya. Simak ulasannya berikut.

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Sriwijaya

Salah satu faktor penyebab Kerajaan Sriwijaya disebut kerajaan maritim adalah karena Kerajaan Sriwijaya menitikberatkan perekonomiannya pada kegiatan perdagangan antarpulau dan antarkawasan.

Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang menguasai perdagangan di wilayah perairan Asia Tenggara. Sebagai pusat perdagangan, setiap kapal yang singgah di pelabuhan Sriwijaya diwajibkan untuk membayar pajak ke raja.

Dalam kronik Sung-Shih diceritakan bahwa rakyat Kerajaan Sriwijaya dibebaskan dari kewajiban membayar pajak kepada negara. Hal tersebut berbeda dengan kapal-kapalasing yang berlabuh di pelabuhan Sriwijaya.

Bagi Kerajaan Sriwijaya, kegiatan perdagangan dianggap penting karena Kerajaan Sriwijaya menguasasi Selat Malaka, Tanah Genting Kra, dan Selat Sunda yang menjadi urat nadi perdagangan di Asia Tenggara.

Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi pelabuhan transit yang ramai disinggahi kapal asing untuk mengambil air minum dan perbekalan makanan seta melakukan aktivitas perdagangan. Kerajaan Sriwijaya memperoleh banyak keuntungan dari komoditas ekspor dan pajak kapal asing yang singgah di pelabuhan-pelabuhan Sriwijaya.

Berikut beberapa barang yang menjadi komoditas ekspor Kerajaan Sriwijaya.

  1. Barang ekspor ke Arab antara lain kayu gaharu, kapur barus, kayu cendana, gading, timah, kayu ulin, rempah-rempah, dan kemenyan.
  2. Barang ekspor ke Cina antara lain gading, air mawar, kemenyan, buah-buahan, gula putih, gelas, kapur barus, batu karang, pakaian, cula badak, wangi-wangian, bumbu masak, dan obat-obatan.

Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya

Untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakat, Kerajaan Sriwijaya mengadakan hubungan dengan kerajaan di sekitarnya dan mengembangkan pendidikan. Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha adalah catatan I Tsing yang menyatakan bahwa terdapat seribu pendeta Buddha yang belajar agama Buddha di Sriwijaya, bahkan I Tsing menyarankan kepada pendeta Cina agar belajar terlebih dahulu di Sriwijaya sebelum melanjutkan pendidikan ke India.

Salah satu guru yang terkenal adalah Dharmakirti. Berdasarkan catatan I Tsing dapat diketahui bahwa rakyat Kerajaan Sriwijaya sudah berpendidikan tinggi. Oleh karena itu, Sriwijaya dapat dikatakan sebagai pusat ilmu pengetahuan agama.

Kehidupan Budaya Kerajaan Sriwijaya

Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya memiliki kebudayaan yang tinggi adalah dari prasasti-prasasti yang ditemukan. Prasasti tersebut tidak lagi menggunakan bahasa Sanskerta, tetapi sudah menggunakan bahasa Melayu Kuno. Hal tersbeut menunjukkan bahwa masyarakat Kerajaan Sriwijaya tidak menerima budaya asing begitu saja, tetapi disesuaikan dengan budaya setempat.

Hasil budaya peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah berupa prasasti, arca Buddha di Bukit Siguntang, bangunan suci di Jambi, kompleks Candi Muara Takus, beberapa bangunan suci di Gunung Tua (padang lawas), dan Arca Awalokiteswara yang ditemukan di Tapanuli Selatan.

Nah, itulah dia artikel singkat tentang kehidupan ekonomi, sosial dan budaya Kerajaan Sriwijaya beserta sejarahnya. Demikian artikel yang dapat kami bagikan tentang informasi salah satu kerajaan di Indonesia dan semoga bermanfaat.

Poer Nothingツ
Poer Nothingツ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *