Pengertian Imitasi

2 min read

Pengertian Imitasi

Imitasi adalah? Manusia merupakan makhluk sosial sehingga tidak terlepas dari berinteraksi dengan manusia lainnya. Interaksi tersebut tak hanya dengan orang yang dikenal, bahkan terkadang berinteraksi dengan orang yang baru  dikenal.

Dalam setiap berinteraksi dengan orang lain, tentu kita pernah mendengar kata – kata yang membuat hati merasa lebih senang, sedih, terharu dan bahkan membuat tertawa. Dan juga, dengan melihat suatu hal yang menarik atau banyak orang yang menggunakannya, banyak yang malah ikut – ikutan meniru. Nah mengapa demikian?

Dalam ilmu sosiologi, sifat demikian dikenal dengan istilah imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial. Biasanya kita mengenal kata imitasi sebagai istilah lain dari tiruan. Definisi imitasi dalam ilmu sosiologi merupakan suatu dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi ini muncul karena adanya minat, perhatian, dan adanya sikap mengagumi seseorang. Imitasi ada karena seseorang memiliki contoh atau role model yang ingin ia tiru.

Pengertian Imitasi

Imitasi adalah proses meniru sesuatu yang dilakukan oleh orang lain, misalnya cara berbicara, tingkah laku, gaya rambut, gaya bicara, dan lain-lain.

Definisi lain, imitasi merupakan suatu proses dalam berinterkasi sosial dimana seseorang belajar dengan cara meniru sikap, tindakan, tingkah laku, karakter maupun kebisaan seseorang hingga tentang gaya hidupnya. Proses ini biasanya pertama kali terjadi lingkungan keluarga, kemudian terjadi di lingkungan pergaulan masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), imitasi adalah barang tiruan atau bukan barang asli. Contohnya kalung yang dibuat bukan dari emas, tetapi warnanya menyerupai emas, sedangkan dalam sastra seperti karya sastra tiruan (secara sengaja) dari karya sastra lain (asli).

Imitasi ini tidak akan terjadi dengan sendirinya. Seseorang membutuhkan alasan sehingga dapat meniru seseorang. Dapat disimpulkan bahwa proses imitasi ini hanya terjadi jika seseorang mengagumi dan menerima apa yang akan ditiru. Hal ini tentu saja dapat bernilai positif ataupun negatif.

Jika seseorang melakukan imitasi dengan cara meniru orang yang baik, maka tentunya ia akan menjadi baik pula. Akan tetapi, jika ia hidup di lingkungan yang tidak baik atau kurang berpendidikan, dan ia mengagumi orang-orang dengan latar belakang seperti itu, maka pada akhirnya ia juga akan menjadi pribadi yang tidak baik.

Contoh Imitasi

Imitasi merupakan sebuah tindakan sosial yang meniru sikap, tindakan, dan tingkah laku atau penampilan fisik seseorang (idola). Proses imitasi bisa berdampak positif apabila tokoh yang ditiru mempunyai sifat dan perilaku yang secara umum baik, begitu juga sebaliknya jika negatif.

Pengertian Imitasi
Contoh Imitasi yang dilakukan oleh seorang anak

Hal ini tentunya dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku orang yang melakukan proses imitasi. Berikut contoh imitasi positif dan negatif.

Contoh Imitasi Positif

Berikut beberapa contoh penerapan imitasi yang sifatnya positif:

1. Seorang anak dibesarkan di lingkungan pekerja keras, di mana ayahnya merupakan pekerja keras dan taat beribadah. Anak tersebut sangat mengagumi sang ayah sehingga ia mengimitasi sikap ayahnya dan tumbuh menjadi pekerja keras dan taat beribadah.

2. Seorang anak bergaul dengan teman-teman yang rajin belajar, pada akhirnya akan rajin belajar juga. Tindakan teman-teman sepergaulannya akan banyak ditiru jika ia merasa apa yang dilakukan teman-temannya itu memang sangat baik.

3. Seorang anak sering menonton acara sepak bola dan ingin menjadi pesepak bola handal. Biasanya akan mengimitasi skil atau kemampuan dari pemain sepakbola yang ia sukai.

Baca juga: Pengertian Hubungan Sosial

Contoh Imitasi Negatif

Berikut beberapa contoh penerapan imitasi yang sifatnya negatif:

1. Jika anak-anak yang lahir di keluarga yang ayahnya ternyata pemabuk akan cenderung ikut-ikitan untuk mabuk di masa depan.

2. Anak-anak yang bergaul di lingkungan masyarakat yang tidak besekolah akan kurang menyukai pendidikan sehingga akhirnya akan putus sekolah pula.

3. Anak-anak yang terlalu banyak menonton acara kekerasan seperti tarung bebas akan cenderung melakukan kekerasan terhadap teman-temannya yang lain.

Dari contoh di atas, dapat dilihat bahwa pengaruh imitasi memang sangat besar terutama dalam masa perkembangan seorang anak. Anak kecil masih meniru perilaku orang dewasa untuk menentukan sikapnya, lain halnya dengan orang dewasa yang sudah menemukan jati diri sehingga tidak mudah untuk meniru dan mengimitasi sikap-sikap negatif dari orang lain.

Oleh karena itu, maka orang tua wajib untuk memberikan contoh yang baik bagi anak serta memberikan lingkungan kehidupan yang baik bagi anak jika ingin anak memiliki masa depan yang cerah. Demikianlah penjelasan mengenai pengertian imitasi dan contoh pengaruh imitasi. Semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Poer Nothingツ
Poer Nothingツ

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *