Dalam bahasa Indonesia, terdapat dua sebutan umum yang digunakan untuk merujuk kepada kakak perempuan, yaitu “Cece” dan “Cici.” Meskipun keduanya mengacu pada relasi keluarga yang sama, yaitu kakak perempuan, terdapat perbedaan dalam pengucapannya.
Sebagian orang mungkin bertanya-tanya mengapa ada dua kata yang berbeda untuk hal yang sama, dan apa asal-usul dari kedua sebutan ini?
Pada dasarnya, “Cece” dan “Cici” berasal dari kata 姐姐 (jiejie) dalam bahasa Hokkien dan Chinese, yang berarti kakak perempuan. Namun, di Indonesia, pengucapan keduanya mengalami modifikasi karena beberapa faktor budaya dan linguistik.
Daftar Isi
Perbedaan Cece dan Cici
Cece dan Cici sebenarnya sama saja, keduanya berasal dari kata “姐姐 (jiejie)” yang dibaca “cie-cie” yang artinya kakak perempuan.
Namun di Indonesia lebih banyak orang mengucapkan cici atau cece karena memiliki kesulitan mengeja istilah dalam bahasa Hokkien dan Chinese, sehingga hasilnya jadi beda-beda cara mengejanya.
Meskipun keduanya berasal dari kata 姐姐 (jiejie) yang berarti kakak perempuan dalam bahasa Hokkien dan Chinese. Perbedaan tersebut terletak pada kesulitan orang-orang Indonesia dalam mengeja istilah aslinya.
1. Cece
Di Indonesia, beberapa orang menyebut kakak perempuan dengan sebutan “Cece.” Pengucapan ini lebih dekat dengan cara membaca huruf “c” dalam bahasa Indonesia, sehingga lebih mudah diucapkan oleh orang-orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Hokkien atau Chinese.
2. Cici
Selain “Cece,” sebagian orang Indonesia juga menggunakan sebutan “Cici” untuk merujuk kepada kakak perempuan. Pengucapan “Cici” juga telah menjadi pilihan umum karena terdengar lebih mudah diucapkan dan lebih sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia.
Kedua sebutan tersebut merujuk pada kakak perempuan, dan perbedaan pengucapan ini lebih merupakan hasil dari adaptasi dan kebiasaan dalam bahasa Indonesia daripada perbedaan makna yang sebenarnya.
Penyebutan Cece dan Cici di Indonesia
Cece dan Cici adalah penyebutan dalam bahasa Indonesia dari kata 姐姐 (jiejie), dikarenakan pengaruh dialek tertentu dalam bahasa Mandarin (adaptasi).
Beberapa faktor yang menyebabkan penyebutan 姐姐 (jiejie)” yang dibaca “cie-cie” menjadi cece atau cici antara lain sebagai berikut.
1. Ketidakmampuan berbahasa Mandarin
Karena banyak orang di Indonesia tidak mahir berbahasa Mandarin, mereka mungkin sulit melafalkan kata-kata Mandarin dengan benar, termasuk kata 姐姐 (jiejie).
2. Pengaruh saudara/kerabat/teman
Pengaruh dari lingkungan sekitar juga dapat mempengaruhi cara seseorang mengucapkan kata-kata. Jika seseorang belajar dari saudara, kerabat, atau teman yang menggunakan salah satu bentuk pengucapan (cece atau cici), maka mereka cenderung mengikutinya.
3. Perbedaan pengucapan dalam dialek Mandarin
Dalam bahasa Mandarin, terdapat berbagai dialek seperti Hokkian, Hakka, Kanton, dan lain-lain. Setiap dialek dapat memiliki variasi pengucapan kata 姐姐 (jiejie) yang berbeda, seperti “cici” atau “cece.” Ini juga mempengaruhi cara orang Indonesia mengucapkannya.
Dalam Hakka/Hokkian, jiejie dilafalkan cici/ah ci (C lebih bulat), sedangkan dalam Kanton dilafalkan cece (C lebih tajam).
Penting untuk diingat bahwa bahasa hidup dan selalu berkembang, terutama ketika berinteraksi dengan berbagai budaya dan lingkungan.
Oleh karena itu, pengucapan “Cece” dan “Cici” dalam bahasa Indonesia tidak dapat disalahkan, karena mereka merupakan adaptasi yang alami dalam lingkungan berbahasa Indonesia yang berbeda dari lingkungan asal kata tersebut.
Namun, jika berbicara tentang bahasa Mandarin resmi (Putonghua), pengucapan yang benar adalah “cie-cie.”
Nah itulah dia artikel tentang perbedaan cece dan cici beserta penjelasan. Demikian artikel yang bisa freedomnesia.id bagikan dan semoga dapat membantu.